Mengenal Hidroponik, Aquaponik, dan Aeroponik

Memanfaatkan Duka

Ilustrasi

    Semua orang di dunia ini mungkin pernah merasakan apa itu duka. Duka dalam KBBI bisa diartikan sebagai susah hati; sedih hati, itu berarti disaat hatimu sedang merasa susah ataupun sedih tandanya engkau sedang berduka. Sesuai judul tulisan pertama saya ini yakni “Memanfaatkan Duka”, atau hal yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari duka yang dialami, bisa berarti negatif dan bisa juga diartikan positif. Izinkan saya berbagi pengalaman saya memanfaatkan duka yang menurut saya bisa dikonotasikan secara positif untuk pribadi saya sendiri.

    Selasa (15/05/18) merupakan satu dari beberapa hari dalam hidup saya yang sulit dilupakan, pada selasa malam tersebut saya dihadapkan pada 2 pilihan yang menentukan jalan ninjaku eh maksudnya pilihan yang menentukan keadaan perkuliahan saya kedepannya. Tidak perlu saya ceritakan kejadian sepenuhnya, intinya keadaan pada malam itu di Jembatan Baru UGM bisa dikatakan cukup berantakan karena semua orang disana kalang kabut berlarian (menggunakan kendaraan bermotor), namun saya memilih berlari menggunakan kedua kaki yang saya miliki, dalam pelarian dan keadaan tersebut saya dihadapkan pada 2 pilihan yakni, terus berlari hingga letih atau melompat ke bawah jembatan yang cukup tinggi. 

    Memakai konsep pemikiran jangka pendek sayapun memilih untuk melompat ke bawah jembatan yang notabene terdapat atap dari seng yang saya pikir cukup kuat untuk menampung beban tubuh saya, saat di udara terlintas dipikiran saya kenapa saya melakukan lompatan yang sangat tidak masuk akal ini. Sebelum sempat menemukan jawabannya kaki saya sudah menyentuh atap tersebut dan ternyata atap tipis tersebut tembus karena tidak cukup kuat menampung beban saya, lalu sayapun melanjutkan perjalanan jatuh hingga ke dasar jembatan. Saat sampai di dasar ada bunyi “krek” yang menandakan saya salah perkenaan jatuh, namun saya tetap melanjutkan berlari dan berusaha memanjat naik kembali ke atas jembatan. Ketika sudah sampai di atas jembatan saya melihat teman-teman sudah sibuk mencari saya yang melompat ke bawah menggunakan flash hp. 

    Singkat cerita saya dibawa ke Rumah Sakit Sardjito dan didiagnosa blablabla (tidak terbaca oleh saya karena tulisan dokternya kurang sedap dipandang mata). Dengan keadaan yang hanya bisa melompat dengan satu kaki untuk berjalan membuat saya tidak bisa melanjutkan kuliah untuk sementara.

    Kelanjutan dari cerita di atas membuat saya menemukan manfaat dari duka itu sendiri, tergantung dari perspektif kalian menanggapinya bagaimana. Contohnya ketika pada saat saya ada kelas di lantai 3 membuat saya menemukan arti pertemanan yang saya jalin selama ini, saya digendong oleh mereka sampai di depan kelas. Memunculkan rasa iba dari orang lain menurut saya juga merupakan hal positif dari duka seperti saat saya masuk ke kelas terlambat dengan melompat satu kaki mencuri perhatian dosen dan tetap membiarkan saya masuk, padahal seharusnya terlambat lebih dari 10 menit tidak diizinkan masuk dan pada saat itu saya terlambat hampir 30 menit. Kemudian saya terpikir untuk melakukan sosial eksperimen dengan memanfaatkan rasa iba orang lain, saat itu ada praktikum dan saya memang sengaja dengan teman saya untuk datang terlambat, lalu saya berangkat dan dengan keadaan terlambat 20 menit lebih saya mencoba masuk dengan cara yang sama, alhasil asisten tetap mempersilahkan saya masuk dan mengikuti kegiatan hingga akhir (semoga asisten yang membaca tulisan saya ini dapat mengerti dan tidak mengurangi nilai saya). Hal yang mungkin bisa dikatakan paling bermanfaat adalah pada saat mengurus kartu UAS, pada saat itu absen saya untuk 4 matkul tidak mencukupi, saya kembali memanfaatkan keadaan yang saya alami dan alhasil rasa iba berhasil mengalahkan professionalisme dalam bekerja, kartu UAS dapat saya ambil tanpa ada coretan sedikitpun. 

    Sebenarnya masih banyak lagi pemanfaatan dari duka yang saya alami, namun bagaimana dengan hal negatifnya? Negatif dari duka pasti ada, dan yang saya rasakan yakni kesulitan berjalan secara normal, tidak bisa leluasa melakukan hal yang saya inginkan, kebergantungan akan orang lain, dan masih banyak lagi. Tetapi dari sekian banyak hal negatif, saya berusaha tetap memandang positif akan segala hal. Kembali lagi bagaimana cara kalian memandang duka itu seperti apa, jangan jadikan itu sebagai rintangan yang menghadang kalian untuk bergerak maju.

Komentar